Istilah
"broken home" biasanya digunakan untuk menggambarkan keluarga yang
berantakan akibat ortu kita tak lagi peduli dengan situasi dan keadaan
keluarga di rumah. Ortu nggak lagi perhatian terhadap anak-anaknya, baik
masalah di rumah, sekolah, sampai pada perkembangan pergaulan kita di
masyarakat.
Namun, broken home bisa juga diartikan dengan kondisi keluarga yang tidak harmonis dan tidak berjalan layaknya keluarga yang rukun, damai, dan sejahtera karena sering terjadi keributan serta perselisihan yang menyebabkan pertengkaran dan berakhir pada perceraian. Kondisi ini menimbulkan dampak yang sangat besar terutama bagi anak-anak. Bisa saja anak jadi murung, sedih yang berkepanjangan, dan malu. Selain itu, anak juga kehilangan pegangan serta panutan dalam masa transisi menuju kedewasaan.
Karena orangtua merupakan contoh (role
model), panutan, dan teladan bagi perkembangan kita di masa remaja,
terutama pada perkembangan psikis dan emosi, kita perlu pengarahan,
kontrol, serta perhatian yang cukup dari mereka. Orangtua merupakan
salah satu faktor sangat penting dalam pembentukan karakter kita selain
faktor lingkungan, sosial, dan pergaulan.
http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4094954093855795045#editor/target=post;postID=8248419584421006579
Nah, buat kita-kita yang mengalami broken home, gimana sih cara mengatasinya supaya kita tetap merasa "baik-baik" saja dan tidak menjadi malu serta tidak percaya diri atau lari dari masalah dengan cara-cara yang salah?
Nah, buat kita-kita yang mengalami broken home, gimana sih cara mengatasinya supaya kita tetap merasa "baik-baik" saja dan tidak menjadi malu serta tidak percaya diri atau lari dari masalah dengan cara-cara yang salah?
Sebenarnya ada banyak cara yang bisa
kita lakukan apabila kita terjebak dalam situasi yang tidak mengenakkan
ini. Awalnya sih sulit dan tidak gampang karena kita mesti menghadapi
situasi yang belum pernah kita hadapi sebelumnya. Namun, bukankah setiap
permasalahan itu ada jalan keluarnya? Nah, berikut ini ada beberapa
cara ampuh untuk mengatasi situasi seperti itu.
Hadapi semuanya dengan sikap positif
Hadapi semuanya dengan sikap positif
Tidaklah semua yang terjadi itu merupakan hal buruk meskipun itu sesuatu yang berdampak negatif ke kita. Kita harus mencoba menerima keadaan dan berusaha tegar. Hal ini akan membantu kita mengatasi masalah tersebut.
Berpikir positif
Peristiwa yang kita alami kita lihat
dari sisi positifnya. Karena di balik semua masalah pasti ada hikmah
yang dapat kita petik. Jadikan itu semua sebagai proses pembelajaran
bagi kita sebagai remaja menuju tahap kedewasaan. Jauhkan segala pikiran
buruk yang bisa menjerumuskan kita ke jurang kehancuran, seperti
memakai narkoba, minum-minuman keras, malah sampai mencoba untuk bunuh
diri.
Jangan terjebak dengan situasi dan kondisi
Yang jelas, kita enggak boleh terjebak
dengan situasi dan menghakimi orangtua atau diri sendiri atas apa yang
terjadi serta marah dengan keadaan ini. Alangkah baiknya apabila kita
bisa memulai untuk menerima itu semua dan mencoba menjadi lebih baik.
Keterpurukan bukanlah jalan keluar. Sebaiknya sih kita bisa tegar dan
mencoba bangkit untuk menghadapi cobaan ini. Tetap berusaha itu
kuncinya.
Mencoba hal-hal baru
Tidak ada salahnya kita mencoba
sesuatu yang baru, asal bersifat positif dan dapat membentuk karakter
positif di dalam diri kita. Contohnya, mencoba hobi baru, seperti
olahraga ekstrem (hiking, rafting, skating atau olahraga alam) yang
dapat membuat kita bisa lebih fresh (segar) dan melupakan hal-hal yang
buruk.
Cari tempat untuk berbagi
Kita enggak sendirian lho, karena
manusia adalah makhluk sosial yang hidup berdampingan dengan orang lain.
Mencari tempat yang tepat untuk berbagi adalah solusi yang cukup baik
buat kita, contohnya teman, sahabat, pacar, atau mungkin juga saudara.
Ya… usahakan tempat kita berbagi itu adalah orang yang dapat dipercaya
dan kita bisa enjoy berkeluh kesah dengan dia.
Beberapa hal di atas dapat dijadikan acuan buat kita karena sebenarnya semua permasalahan itu ada solusinya.
Enggak perlu panik
Kita enggak bisa mengelak apabila itu
terjadi pada keluarga kita walaupun kita tidak menginginkannya. Enggak
perlu panik ataupun sampai depresi menghadapinya. Walaupun berat, kita
juga musti bisa menerimanya dengan bijak. Karena siapa sih yang mau
hidup di tengah keluarga yang broken home? Pasti semua anak enggak akan
mau mengalaminya.
Broken home bukanlah akhir dari segalanya bagi kehidupan kita. Jalan kita masih panjang untuk menjalani hidup kita sendiri. Pergunakanlah situasi ini sebagai sarana dan media pembelajaran guna menuju kedewasaan. Ingat, kita tidak sendiri dan bukanlah orang yang gagal. Kita masih bisa berbuat banyak serta melakukan hal positif. Menjadi manusia yang lebih baik belum tentu kita dapatkan apabila ini semua tidak terjadi. Mungkin saja ini merupakan sebuah jalan baru menuju pematangan sikap dan pola berpikir kita.
0 komentar:
Posting Komentar